Benzena
Benzena
dan turunannya merupakan senyawa aromatik. Nama aromatik itu diberikan karena
anggota-anggota yang pertama dikenal berbau sedap. Belakangan dikenal juga
senyawa-senyawa sejenis yang tidak berbau, bahkan ada yang berbau tidak sedap.
Kini, istilah aromatik itu dikaitkan dengan suatu golongan senyawa dengan struktur
dan sifat-sifat khas tertentu. rumus molekul benzena adalah C6H6.
Rumus struktur sebagai
berikut
Keisomeran
Benzena
Benzena
mempunyai tiga jenis keisomeran yang ditandai dengan awalan orto (o),
meta (m), dan para (p). Awalan orto (o) menunjukkan bahwa
kedua substituen itu 1,2 satu sama lain dalam suatu cincin benzena; meta (m)
menandai hubungan 1,3; dan para (p) berarti hubungan 1,4.
Penggunaan
orto, meta, dan para sebagai ganti nomor-nomor posisi hanya dipertahankan
khusus benzena terdistribusi (sistem ini tidak digunakan untuk sikloheksana
atau sistem cincin lain), dan juga digunakan untuk memberi nama senyawa-senyawa
turunan benzena.
Tata
Nama Senyawa Turunan Benzena
Tata
nama senyawa turunan benzena demikian juga senyawa aromatik pada umumnya
tidak begitu sistematis. Masing-masing senyawa lebih dikenal dengan nama
lazim atau nama turunannya. Nama turunan diperoleh dengan menggabungkan
nama substituen sebagai awalan yang diikuti dengan kata benzena.
Beberapa nama yang lazim digunakan untuk senyawa turunan benzena dipaparkan
sebagai berikut
Jika
terdapat dua jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan
awalan o–(orto), m–(meta), atau p–(para). Perhatikan
beberapa contoh berikut!
Jika
terdapat tiga substituen atau lebih pada sebuah cincin benzena, sistem o–, m–, p– tidak dapat lagi diterapkan. Dalam hal
ini harus digunakan angka. Seperti
dalam penomoran senyawa apa saja, cincin benzena dinomori sedemikian sehingga
nomor-nomor awalan itu serendah mungkin dan nomor 1 diberikan
pada gugus yang berprioritas tata nama tertinggi. Urutan prioritas penomoran
untuk berbagai substituen sebagai berikut.
Contoh
Sifat fisis
benzena
1.
Berwujud cair
2.
Tidak berwarna
3.
Mudah menguap
4.
Tidak larut dalam air
5.
Larut dalam pelarut organik
6.
Bersifat nonpolar
7.
Titik leleh 6oC , titik
didih 80 oC, dan kerapatan 0,88 g/cm3
Sifat kimia
benzena
a.
Halogenasi
Benzena dapat
bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator FeCl3 atau FeBr3.
b.
Alkilasi
Alkilasi benzena dengan
alkil halida menggunakan katalisator aluminium klorida, AlCl3 membentuk alkil benzena
sering disebut dengan alkilasi Friedel-Crafts (diambil dari nama ahli
kimia Perancis, Charles Friedel dan ahli kimia Amerika, James
Crafts, yang mengembangkan reaksi ini tahun 1877)
c.
Nitrasi
Benzena bereaksi
dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat menghasilkan
nitro benzena.
d.
Sulfonasi
Benzena yang dipanaskan dapat
bereaksi dengan asam sulfat pekat (H2SO4 + SO3)
menghasilkan asam benzena
e. Asilasi
Asilasi
benzena dengan senyawa halida asam yang mengandung gugus asil, R–CO– atau
Ar–CO– disebut reaksi asilasi aromatik atau asilasi
Friedel-Crafts.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar