download laporan praktikum ini dalam bentuk docs dengan klik link di bawah ini!
LAPORAN PRATIKUM KIMIA
NO
: 6
HARI,
TANGGAL PRATIKUM
:
I.
JUDUL PERCOBAAN : Membedakan Ion Halida
II.
TUJUAN PERCOBAAN : untuk mengetahui ion halida
dalam larutann digunakan pereaksi laruran timbel(II) atau Pb2+ dan
larutan perak atau Ag+
III.
HIPOTESIS : Larutan ion halida di dalam air
tidak berwarna dan tidak berbau. Untuk mengetahui ion halida dalam larutann
digunakan pereaksi laruran timbel(II) atau Pb2+ dan larutan perak
atau Ag+. Ion klorida (Cl-), dan ion iodida (I-)
bereaksi dengan ion Pb2+ membentuk PbCl2, dan PbI2.
Dengan ion perak Ag+, larutan halida juga membentuk endapan berwarna
khas. Berdasarkan warna dan sifat khas dari endapan timbel(II) halida dan perak
halida, akan dapat diidentifikasi jenis halida yang terdapat pada suatu larutan
IV.
DASAR TEORI :
Halogen (kecuali F)
dapat membentuk senyaawa dengan bilangan oksidasi yang bervariasi dari -1
sampai =7. Senyawa halogen bilangan oksidasi -1 disebut dengan halida,
sedangkan senyawa halogen bilangan oksidasi +1 sampai +7 disebut dengan senyawa
oksihalogen
dan senyawanya dengan oksigen disebut oksida halogen.
Halida
adalah senyawa biner dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen
dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat
keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk membentuk senyawa
fluorida, klorida, bromida, iodida atau astatin. Senyawa halida merupakan
senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1,dan merupakan senyawa yang paling banyak
antara senyawa halogen. Secara umum, senyawa halida dapat dikelompokkan menjadi
senyawa
hidrogen halida dan garam halida.
Senyawa
hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air.
Larutannya dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halida.
Senyawa HF dikelompokkan sebagai asam lemah, sedamgkan HCl, HBr, HI merupakan
asam kuat. Kekuatan asam meningkat dari
HF ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini sehubung dengan jari-jari atomnya yang
semakin panjang sehingga kekuatan ikatan H-X semakin melemah.
Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan mudahnya ion H+
terlepas jika berinteraksi den H2O dalam larutan. Titik didih dan titik leleh
HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal ini disebabkan semakin kuatnya gaya van
der waals. Titik didih HF paling tinggi diantara hidrogen halida yang lain
karena adanya ikatan hidrogen pada HF.
Garam
halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logan dengan halogen.
Semua garam halida mudah larut dalam air, kecuali garam halida dari perak(I),
raksa(I), dan tembaga(I).
Warna endapan perak
halida dan timbel (II) halida dari reaksi ion halida dengan ion perak dan ion
timbel(II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halida di dalam suatu
larutan.
Cara
yang umum untuk membedakan ion klorida, bromida dan iodida adalah melibatkan
penambahan larutan perak nitrat untuk memperoleh endapan tertentu, menurut
persamaan reaksi umum :
X-(aq) + Ag+(aq) ® AgX(s)
Endapan perak klorida berwarna putih,
perak bromida berwarna krem dan perak iodida berwarna kuning. Untuk meyakinkan
identitas halida ini, larutan ammonia ditambahkan ke dalam perak halida; perak
klorida larut sedangkan kedua lainnya tidak membentuk ion kompleks.
V.
ALAT DAN BAHAN :
No.
|
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Tabung
reaksi
|
2
buah
|
2
|
Rak
tabung reaksi
|
1
buah
|
3
|
Corong
|
1
buah
|
4
|
Pipet
tetes
|
1
buah
|
5
|
Gelas
ukur
|
1
buah
|
6
|
Gelas
kimia
|
1
buah
|
7
|
Larutan
PbSO4
|
2
mL
|
8
|
Larutan
NaCl
|
2
mL
|
9
|
Larutan
NH3 pekat
|
2
mL
|
10
|
Larutan
NH3 encer
|
2
mL
|
11
|
Larutan
AgNO3
|
2
mL
|
12
|
Larutan
KI
|
2
mL
|
13
|
Pengaduk
|
1
buah
|
14
|
Saringan
|
2
buah
|
VI.
CARA KERJA :
i.
Percobaan
1
1.
Siapkan
2 tabung reaksi dan isikan masing masing dengan 2 ml larutan PbSO4
0,1 M.
2.
Pada
tabung 1 tambahkan 2 ml larutan NaCl, dan pada tabung 2 tambahkan larutan KI.
3.
Amati
warna setiap endapan yang terbentuk dan catatlah dalam lembar pengamatan.
ii.
Percobaan
2
1.
Sipakan
2 tabung reaksi dan isikan masing masing dengan 2 ml larutan AgNO3
0,1 M.
2.
Pada
tabung 1 tambahkan 2 ml larutan NaCl, pada tabung 2 tambahkan larutan KI.
3.
Amati
warna setiap endapan yang terbentuk dan catatlah dam lembar pengamatan.
iii.
Percobaan
3
1.
Dari
percobaan 2, larutan tersebut disaring. Hasil saringan berupa endapan yang akan
digunakan pada percobaan ketiga ini
2.
Ambil
endapan dan bagi endapan tersebut menjadi dua dan masukkan ke dalam gelas
kimia. gelas 1 berisi endapan dari larutan AgNO3 + NaCl yang akan
ditambahkan larutan NH3 encer dan pada gelas 2 berisi endapan dari
larutan AgNO3 + NaCl yang akan ditambahkan larutan NH3 pekat.
Amati perubahannya.
3.
Lakukan
langkah ke-2 pada percobaan 3 pada endapan dari larutan AgNO3 + KI. Amati
perubahan yang terjadi dan catatlah.
VII.
HASIL PENGAMATAN :
Warna
mula-mula larutan :
-
KI
= bening sedikit ada warna merah muda merah muda
-
PbSO4
= bening
-
NaCl
= bening
-
AgNO3
= bening
Percobaaan 1
·
PbSO4
+ NaCl = endapan berwarna putih dan larutan berwarna bening keruh
·
PbSO4
+ KI = endapan berwarna putih kekuningan dan larutan berwarna keruh
Percobaan 2
·
AgNO3
+ NaCl = endapan berwarna putih keabu-abuan
·
AgNO3
+ KI = endapan berwarna putih kehijauan dan terdapat atas sedikit berwarna
merah muda
Percobaan 3
·
Endapan
AgNO3 + NaCl + NH3 encer = tidak terlalu larut, berwarna
kuning keruh, endapan berwarna kuning
·
Endapan
AgNO3 + NaCl + NH3 pekat = larut, berwarna kuning
kehijauan
·
Endapan
AgNO3 + KI + NH3 encer = tak terlarut terdapat sedikit
endapan berwarna merah muda, larutan berwarna bening
·
Endapan
AgNO3 + KI + NH3 pekat = larut dengan cepat tanpa endapan
larutan berwarna bening
VIII.
ANALISIS DATA:
Warna mula-mula larutan :
-
KI
= bening sedikit ada warna merah muda pink (terjadi
kesalahan hal ini karena pipet tetes yang digunakan tidak bersih saat dicuci
hal ini karena masih terdapat indikator PP di dalamnya)
-
PbSO4
= bening
-
NaCl
= bening
-
AgNO3
= bening
Percobaaan
1
·
PbSO4
+ NaCl = endapan berwarna putih dan larutan berwarna bening keruh
·
PbSO4
+ KI = endapan berwarna putih kekuningan dan larutan berwarna keruh
Percobaan
2
·
AgNO3
+ NaCl = endapan berwarna putih keabu-abuan
·
AgNO3
+ KI = endapan berwarna putih kehijauan dan terdapat
sedikit berwarna pink (terjadi kesalahan seharusnya tidak terdapat warna
merah muda di permukaan)
Percobaan
3
·
Endapan
AgNO3 + NaCl + NH3 encer = tidak terlalu larut, berwarna
kuning keruh, endapan berwarna kuning
·
Endapan
AgNO3 + NaCl + NH3 pekat = larut, berwarna kuning
kehijauan
·
Endapan
AgNO3 + KI + NH3 encer = tak terlarut terdapat sedikit
endapan berwarna merah muda, larutan berwarna bening
·
Endapan
AgNO3 + KI + NH3 pekat = larut dengan cepat tanpa endapan
larutan berwarna bening
Persamaan reaksi
1.
PbSO4
(aq) + 2NaCl
(aq) ®
Na2SO4(aq) + PbCl2 (s)
2.
PbSO4 (aq) + 2KI (aq) ® K2SO4
(aq) + PbI2 (s)
3.
AgNO3
(aq) + NaCl (aq) ® NaNO3(aq) + AgCl(s)
4.
AgNO3
(aq) +
NaCl (aq) ® KNO3(aq) + AgI (s)
IX.
PERTANYAAN DISKUSI:
1.
Berdasarkan
percobaan tersebut, ion apakah yang dapat digunakan untuk identifikasi ion
halida?
Jawaban : identifikasi ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan yang
mengandung ion Pb2+,misalnya PbSO4. Atau penambahan larutan
yang mengandung ion Ag+, misalnya AgNO3.
2.
Manakah
yang lebih tepat untuk mengidentifikasi ion halida? Ion timbel atau Ion perak?
Jawaban
: Ion yang lebih tepat untuk identifikasi ion halida
adalah ion perak karena pada saat AgNO3 di reaksikan dengan NaCl dan
KI terbentuk endapan dan endapan tersebut terlarut jika direaksikan dengan NH3
3.
Suatu
larutan ditetesi dengan larutan perak menghasilkan endapan berwarna kuning,
jika endapan yang dihasilkan tidak larut dengan penambahan larutan NH3 encer
maupun larutan NH3 pekat, ion apakah yang terdapat dalam larutan tersebut
X.
KESIMPULAN DAN SARAN :
Garam halida dapat
terbentuk dari interaksi langsung antara logan dengan halogen. Semua garam
halida mudah larut dalam air, kecuali garam halida dari perak(I), raksa(I), dan
tembaga(I). Warna endapan perak halida dan timbel (II) halida dari reaksi ion
halida dengan ion perak dan ion timbel(II) digunakan untuk identifikasi adanya
ion halida di dalam suatu larutan.
Cara yang umum untuk
membedakan ion klorida, bromida dan iodida adalah melibatkan penambahan larutan
perak nitrat untuk memperoleh endapan tertentu, menurut persamaan reaksi umum :
X-(aq)
+ Ag+(aq) ® AgX(s)
Identifikasi ion
halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan yang mengandung ion Pb2+,misalnya
PbSO4.
Atau penambahan
larutan yang mengandung ion Ag+, misalnya AgNO3.
Ion yang lebih tepat
untuk identifikasi ion halida adalah ion perak karena pada saat AgNO3
di reaksikan dengan NaCl dan KI terbentuk endapan dan endapan tersebut terlarut
jika direaksikan dengan NH3
Saran
Lakukanlah percobaan dengan
benar. Perhatikan kebersihan peralatan pratikum agar mendapatkan hasil yang akurat.
XI.
DAFTAR PUSTAKA :
Sudarmo, unggul. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar