Selasa, 22 Maret 2016

laporan praktikum kimia: membedakan ion halida


download laporan praktikum ini dalam bentuk docs dengan klik link di bawah ini!


LAPORAN PRATIKUM KIMIA
NO : 6
HARI, TANGGAL PRATIKUM :
        I.            JUDUL PERCOBAAN :  Membedakan Ion Halida
     II.            TUJUAN PERCOBAAN : untuk mengetahui ion halida dalam larutann digunakan pereaksi laruran timbel(II) atau Pb2+ dan larutan perak atau Ag+
   III.            HIPOTESIS : Larutan ion halida di dalam air tidak berwarna dan tidak berbau. Untuk mengetahui ion halida dalam larutann digunakan pereaksi laruran timbel(II) atau Pb2+ dan larutan perak atau Ag+. Ion klorida (Cl-), dan ion iodida (I-) bereaksi dengan ion Pb2+ membentuk PbCl2, dan PbI2. Dengan ion perak Ag+, larutan halida juga membentuk endapan berwarna khas. Berdasarkan warna dan sifat khas dari endapan timbel(II) halida dan perak halida, akan dapat diidentifikasi jenis halida yang terdapat pada suatu larutan
                                         
  IV.            DASAR TEORI :
Halogen (kecuali F) dapat membentuk senyaawa dengan bilangan oksidasi yang bervariasi dari -1 sampai =7. Senyawa halogen bilangan oksidasi -1 disebut dengan halida, sedangkan senyawa halogen bilangan oksidasi +1 sampai +7 disebut dengan senyawa oksihalogen dan senyawanya dengan oksigen disebut oksida halogen. 
            Halida adalah senyawa biner dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida atau astatin. Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1,dan merupakan senyawa yang paling banyak antara senyawa halogen. Secara umum, senyawa halida dapat dikelompokkan menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida.
            Senyawa hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halida. Senyawa HF dikelompokkan sebagai asam lemah, sedamgkan HCl, HBr, HI merupakan asam kuat.  Kekuatan asam meningkat dari HF ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini sehubung dengan jari-jari atomnya yang semakin panjang sehingga kekuatan ikatan H­-X semakin melemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan mudahnya ion H+ terlepas jika berinteraksi den H2O dalam larutan. Titik didih dan titik leleh HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal ini disebabkan semakin kuatnya gaya van der waals. Titik didih HF paling tinggi diantara hidrogen halida yang lain karena adanya ikatan hidrogen pada HF.
            Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logan dengan halogen. Semua garam halida mudah larut dalam air, kecuali garam halida dari perak(I), raksa(I), dan tembaga(I).
Warna endapan perak halida dan timbel (II) halida dari reaksi ion halida dengan ion perak dan ion timbel(II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halida di dalam suatu larutan.
Cara yang umum untuk membedakan ion klorida, bromida dan iodida adalah melibatkan penambahan larutan perak nitrat untuk memperoleh endapan tertentu, menurut persamaan reaksi umum :
X-(aq) + Ag+(aq) ® AgX(s)
        Endapan perak klorida berwarna putih, perak bromida berwarna krem dan perak iodida berwarna kuning. Untuk meyakinkan identitas halida ini, larutan ammonia ditambahkan ke dalam perak halida; perak klorida larut sedangkan kedua lainnya tidak membentuk ion kompleks.
    
     V.            ALAT DAN BAHAN :

No.
Alat/Bahan
Jumlah
1
Tabung reaksi
2 buah
2
Rak tabung reaksi
1 buah
3
Corong
1 buah
4
Pipet tetes
1 buah
5
Gelas ukur
1 buah
6
Gelas kimia
1 buah
7
Larutan PbSO4
2 mL
8
Larutan NaCl
2 mL
9
Larutan NH3 pekat
2 mL
10
Larutan NH3 encer
2 mL
11
Larutan AgNO3
2 mL
12
Larutan KI
2 mL
13
Pengaduk
1 buah
14
Saringan
2 buah

  VI.            CARA KERJA :

        i.            Percobaan 1
1.      Siapkan 2 tabung reaksi dan isikan masing masing dengan 2 ml larutan PbSO4 0,1 M.
2.      Pada tabung 1 tambahkan 2 ml larutan NaCl, dan pada tabung 2 tambahkan larutan KI.
3.      Amati warna setiap endapan yang terbentuk dan catatlah dalam lembar pengamatan.

      ii.            Percobaan 2
1.      Sipakan 2 tabung reaksi dan isikan masing masing dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.
2.      Pada tabung 1 tambahkan 2 ml larutan NaCl, pada tabung 2 tambahkan larutan KI.
3.      Amati warna setiap endapan yang terbentuk dan catatlah dam lembar pengamatan.

    iii.            Percobaan 3
1.      Dari percobaan 2, larutan tersebut disaring. Hasil saringan berupa endapan yang akan digunakan pada percobaan ketiga ini
2.      Ambil endapan dan bagi endapan tersebut menjadi dua dan masukkan ke dalam gelas kimia. gelas 1 berisi endapan dari larutan AgNO3 + NaCl yang akan ditambahkan larutan NH3 encer dan pada gelas 2 berisi endapan dari larutan AgNO3 + NaCl yang akan ditambahkan larutan NH3 pekat. Amati perubahannya.
3.      Lakukan langkah ke-2 pada percobaan 3 pada endapan dari larutan AgNO3 + KI. Amati perubahan yang terjadi dan catatlah.
VII.            HASIL PENGAMATAN :

            Warna mula-mula larutan :
-        KI = bening sedikit ada warna merah muda merah muda
-        PbSO4 = bening
-        NaCl = bening
-        AgNO3 = bening
Percobaaan 1
·         PbSO4 + NaCl = endapan berwarna putih dan larutan berwarna bening keruh
·         PbSO4 + KI = endapan berwarna putih kekuningan dan larutan berwarna keruh
Percobaan 2
·         AgNO3 + NaCl = endapan berwarna putih keabu-abuan
·         AgNO3 + KI = endapan berwarna putih kehijauan dan terdapat atas sedikit berwarna merah muda
Percobaan 3
·        Endapan AgNO3 + NaCl + NH3 encer = tidak terlalu larut, berwarna kuning keruh, endapan berwarna kuning
·        Endapan AgNO3 + NaCl + NH3 pekat = larut, berwarna kuning kehijauan
·        Endapan AgNO3 + KI + NH3 encer = tak terlarut terdapat sedikit endapan berwarna merah muda, larutan berwarna bening
·        Endapan AgNO3 + KI + NH3 pekat = larut dengan cepat tanpa endapan larutan berwarna bening
VIII.            ANALISIS DATA:

Warna mula-mula larutan :
-        KI = bening sedikit ada warna merah muda pink (terjadi kesalahan hal ini karena pipet tetes yang digunakan tidak bersih saat dicuci hal ini karena masih terdapat indikator PP di dalamnya)
-        PbSO4 = bening
-        NaCl = bening
-        AgNO3 = bening
Percobaaan 1
·         PbSO4 + NaCl = endapan berwarna putih dan larutan berwarna bening keruh
·         PbSO4 + KI = endapan berwarna putih kekuningan dan larutan berwarna keruh
Percobaan 2
·         AgNO3 + NaCl = endapan berwarna putih keabu-abuan
·         AgNO3 + KI = endapan berwarna putih kehijauan dan terdapat sedikit berwarna pink (terjadi kesalahan seharusnya tidak terdapat warna merah muda di permukaan)
Percobaan 3
·        Endapan AgNO3 + NaCl + NH3 encer = tidak terlalu larut, berwarna kuning keruh, endapan berwarna kuning
·        Endapan AgNO3 + NaCl + NH3 pekat = larut, berwarna kuning kehijauan
·        Endapan AgNO3 + KI + NH3 encer = tak terlarut terdapat sedikit endapan berwarna merah muda, larutan berwarna bening
·        Endapan AgNO3 + KI + NH3 pekat = larut dengan cepat tanpa endapan larutan berwarna bening
Persamaan reaksi
1.      PbSO4 (aq)    +  2NaCl (aq)               ®        Na2SO4(aq)     + PbCl2 (s)
2.      PbSO4  (aq)     +   2KI (aq)                            ®        K2SO4 (aq)    + PbI2 (s)
3.      AgNO3 (aq)     +    NaCl (aq)            ®       NaNO3(aq)     +  AgCl(s)   
4.      AgNO3 (aq)    +    NaCl (aq)             ®       KNO3(aq)     +  AgI (s)



  IX.            PERTANYAAN DISKUSI:
1.      Berdasarkan percobaan tersebut, ion apakah yang dapat digunakan untuk identifikasi ion halida?
Jawaban : identifikasi ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan yang mengandung ion Pb2+,misalnya PbSO4. Atau penambahan larutan yang mengandung ion Ag+, misalnya AgNO3.
2.      Manakah yang lebih tepat untuk mengidentifikasi ion halida? Ion timbel atau Ion perak?
Jawaban : Ion yang lebih tepat untuk identifikasi ion halida adalah ion perak karena pada saat AgNO3 di reaksikan dengan NaCl dan KI terbentuk endapan dan endapan tersebut terlarut jika direaksikan dengan NH3
3.      Suatu larutan ditetesi dengan larutan perak menghasilkan endapan berwarna kuning, jika endapan yang dihasilkan tidak larut dengan penambahan larutan NH3 encer maupun larutan NH3 pekat, ion apakah yang terdapat dalam larutan tersebut

     X.            KESIMPULAN DAN SARAN :
Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logan dengan halogen. Semua garam halida mudah larut dalam air, kecuali garam halida dari perak(I), raksa(I), dan tembaga(I). Warna endapan perak halida dan timbel (II) halida dari reaksi ion halida dengan ion perak dan ion timbel(II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halida di dalam suatu larutan.
Cara yang umum untuk membedakan ion klorida, bromida dan iodida adalah melibatkan penambahan larutan perak nitrat untuk memperoleh endapan tertentu, menurut persamaan reaksi umum :
X-(aq) + Ag+(aq) ® AgX(s)
Identifikasi ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan yang mengandung ion Pb2+,misalnya PbSO4. Atau penambahan larutan yang mengandung ion Ag+, misalnya AgNO3.
Ion yang lebih tepat untuk identifikasi ion halida adalah ion perak karena pada saat AgNO3 di reaksikan dengan NaCl dan KI terbentuk endapan dan endapan tersebut terlarut jika direaksikan dengan NH3

Saran  
Lakukanlah percobaan dengan benar. Perhatikan kebersihan peralatan pratikum agar mendapatkan hasil yang akurat.
  XI.            DAFTAR PUSTAKA :
            Sudarmo, unggul. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar