Rabu, 20 April 2016

Grafik Pertumbuhan Tumbuhan (Sigmoid)


a. bentuk grafik pertumbuhan diatas menyerupai huruf "S"

b. grafik sigmoid adalah pola pertumbuhan sepanjang generasi dicirikan oleh suatu fungsi pertumbuhan yang merupakan pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase kematian

c.
1. fase lag ditandai oleh proses pertumbuhan yang lambat. pada fase ini hanya sedikit sel yang mengalami pembelahan
2. fase eksponensial ditandai oleh proses pertumbuhan yang mencapai maksimum. pada fase ini, sel-sel aktif membelah dan mengalami elongasi. kecepatan pertumbuhan berbanding lurus dengan ukuran tumbuhan
3. fase stationek ditandai oleh pertumbuhan yang berjalan konstan
4. fase kematian dicirikan oleh laju pertumbuhan menurun. pada fase ini, tumbuhan telah mencapai tingkat kematangannya dan mengalami penuaan.


semoga jawaban pertannyaan diatas dapat bermanfaat :)

baca juga :   syair buatan ku

Selasa, 19 April 2016

Soal-Soal Biologi Kelas XII SMA dan Pembahasan

Hai semua..
sekarang aku lagi ngeposting kumpulan soal dari kelas XII loh. 
Aku harap postingan aku yang ini bisa membantu temen-temen belajar dan mengerjakan tugas.
silakan di klik tulisan yang digarisbawahi berikut.


Download

happy download :) :)
semoga bisa bermanfaat

baca juga :   syair buatan ku

Senin, 18 April 2016

ppt Geografi Kebudayaan Kalimantan Barat

berikut ini saya memposting sebuah power point geografi
tentang Kebudayaan Kalimantan Barat.
Postingan ini merupakan materi pembelajaran di kelas XI SMA kurikulum 2013
klik link di bawah ini

Download






semoga postingan kali ini bermanfaat
semangat belajar!!!

baca juga :   syair buatan ku

Minggu, 17 April 2016

Ppt Geografi 10 Objek Wisata Kalimantan Barat

berikut link download power point geografi tentang 10 Objek Wisata Kalimantan Barat.
materi pembelajaran kelas XI SMA kurikulum 2013.
klik link di bawah ini!


Download


Download

semoga bermanfaat.
apabila link rusak silakan komentar

Statistika "Penelitian Sederhana" Uji Hipotesis



PENELITIAN SEDERHANA
FAKTOR PENGUNAAN SEPATU BEBAS ATURAN OLEH SISWA SMA


MATEMATIKA PEMINATAN
SMA NEGERI 1 SUNGAILIAT
TAHUN AJARAN 2015/2016

DISUSUN OLEH
Andriansyah
Febby Septa Lingga
Krisna Monica
Varian Dendisono

KELAS XI MIPA 1
   
GURU PEMBIMBING
Dewi  Tri Pamungkas
(Guru Matematika Peminatan kelas XI SMA Negeri 1 Sungailiat)




KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan petunjuk darinya kami dapat menyelesaikan penelitian kami mengenai ‘Faktor Penggunaan Sepatu Bebas Aturan oleh Siswa SMA’ ini. Adapun tujuan penelitian kami ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Matematika Peminatan, kelas XI, tahun ajaran 2015/2016.
            Dalam penyelesaian penelitian ini, kami banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
            Penelitian ini semoga sekiranya dapat bermanfaat kepada para pembaca dan seluruh warga sekolah. Dalam penelitian ini setidaknya dapat menambah wawasan para pembaca tentang faktor-faktor apa saja yang membuat siswa-siswi tingkat SMA menggunakan sepatu bebas aturan.
            Kami sadar sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan penelitian ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bernilai positif, guna penulisan penelitian yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.


Peneliti

DAFTAR ISI
Ø  Cover Penelitian
Ø  Halaman Judul
Ø  Kata Pengantar
Ø  Daftas Isi
Ø  Bab I :
a.       Latar Belakang
b.      Rumusan Masalah
c.       Hipotesis
d.      Populasi dan Sampel
e.       Instrumen
Ø  Bab II :
a.       Uraian hasil kegiatan pengambilan data
Ø  Bab III :
a.       Pembahasan
Ø  Bab IV :
a.       Kesimpulan
b.      Saran
Ø  Daftar Pustaka

BAB I
A.   Latar Belakang
Sekolah adalah salah satu tempat bagi masyarakat untuk menimba ilmu pengetahuan, khususnya bagi para siswa. Sekolah Menengah Atas atau SMA merupakan jenjang yang cukup tinggi untuk mencari ilmu pengetahuan. Terkadang sekolah adalah prioritas utama bagi seluruh masyarakat, setiap anak harus disekolahkan untuk mendapat ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang mereka dapatkan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Masyarakat menilai bahwa dengan adanya sekolah, anak-anak menjadi berpendidikan maju dan berbudi pekerti luhur, sekolah dapat memajukan generasi-generasi muda agar menjadi orang yang lebih baik di masa yang akan datang.
            Pernyataan-pernyataan seperti itu tidak selalu benar dan tidak pula selalu salah, karena terkadang siswa-siswi masih saja menganggap bahwa sekolah adalah ajang untuk mencari ketenaran dan tempat untuk bermain dengan teman-temannya. Setiap sekolah pastilah memiliki aturan-aturan tersendiri yang harus ditaati oleh setiap warga sekolah yang bersangkutan. Entah itu aturan tertulis atau aturan tidak tertulis. Sangat banyak aturan-aturan tertulis dan tidak tertulis yang terdapat di sekolah, seperti dilarang membawa senjata tajam, dilarang menggunakan baju bebas (bukan baju seragam sekolah) pada saat jam pelajaran, dilarang membuang sampah sembarangan, dilarang membuat PR di sekolah, dilarang membawa alat komunikasi seperti Handphone, diharuskan menghormati guru, diharuskan menaati perintah guru, diharuskan menyelesaikan tugas guru tepat waktu, dan berbagai macam aturan-aturan sekolah lainnya yang harus ditaati oleh seluruh warga sekolah, khususnya para murid.
            Tahukah anda mengapa adanya aturan-aturan di setiap sekolah. Mengapa aturan-aturan tersebut harus ditaati oleh para siswa. Untuk apa adanya aturan-aturan tersebut. Adanya peraturan sekolah, pastilah karena masih banyak siswa-siswa yang melanggar aturan-aturan. Misalnya membuang sampah sembarangan, seharusnya tanpa adanya peraturan untuk membuang sampah pada tempatnya pun orang-orang haruslah membuang sampah di tempat sampah. Oleh karena masih banyaknya orang yang belum sadar akan hal tersebut, maka dibuatlah aturan untuk membuang sampah pada tempatnya.
Salah satu aturan sekolah yang akan kami bahas di sini adalah aturan untuk ‘menggunakan sepatu sekolah hitam polos’. Pastilah kita pernah bertanya untuk apa adanya peraturan memakai sepatu sekolah hitam polos. Mungkin sebagian besar siswa menganggap bahwa warna sepatu bukanlah suatu masalah besar yang harus di masukkan ke dalam aturan sekolah. Mereka menganggap bahwa warna sepatu tidak mungkin berpengaruh dengan proses pelajaran maupun proses pengajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Buktinya para guru juga masih banyak yang tidak mengenakan sepatu hitam polos, lalu mengapa siswa diharuskan untuk mengenakai sepatu hitam polos. Malah terkadang beberapa sekolah menganjurkan agar para siswa-siswinya untuk mengenakan sepatu yang sama, hal ini untuk keserasian agar lebih enak dipandang. Namun apakah hal itu wajar untuk dilakukan, ya. Dengan adanya aturan-aturan sekolah, siswa menjadi lebih teratur dan seragam. Sama halnya dengan mengapa siswa harus mengenakan seragam sekolah. Ya tentu saja untuk keseragaman siswa agar terlihat lebih baik dan dapat mengenali status siswa di setiap sekolah. Dengan adanya aturan itu pun sekolah menjadi dapat menilai karakteristik siswa-siswa yang masih saja melanggar aturan sekolah. Sekecil apapun aturan yang diberikan, seharusnya siswa dapat menaatinya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dengan seperti itu, akan terciptalah suasana yang harmonis antarwarga sekolah.


B.   Rumusan Masalah
Setiap pelanggaran yang terjadi di sekolah  pastilah memiliki sebuah alasan yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang dapat membuat seorang siswa melanggar peraturan sekolah. Hal inilah yang akan kami bahas secara sederhana, yaitu faktor-faktor apa sajakah yang membuat sebagian siswa kurang menaati peraturan sekolah untuk menggunakan sepatu sekolah hitam polos. Padahal untuk memakai sepatu hitam polos sangatlah mudah dan sangat banyak toko-toko sepatu yang menyediakan sepatu sekolah hitam polos. Dan mengapa masih ada saja siswa yang memakai sepatu bebas aturan, maksudnya adalah sepatu yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, seperti sepatu dengan lis putih, alas putih, atau sepatu dengan motif-motif berwarna.


C.   Hipotesis
Ada lima faktor yang membuat sebagian siswa tidak menggunakan sepatu sekolah hitam polos, melainkan menggunakan sepatu berwarna, yaitu :
1.      Untuk menunjang penampilan agar terlihat lebih keren
2.      Tidak suka memakai sepatu sekolah hitam polos
3.      Hanya memiliki satu sepatu sekolah, yaitu sepatu berwarna
4.      Tidak sengaja dibelikan oleh orangtua
5.      Menganggap bahwa sepatu berwarna tidak mengganggu proses pembelajaran
Ho : μ0 = 5
H1 : μ0 ≠ 5

D.   Populasi dan Sampel
Populasi yang akan kami gunakan di dalam penelitian kali ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Sungailiat yang menggunakan sepatu bebas aturan, maksudnya adalah memakai sepatu yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang ada. Dalam hal ini kami mengambil populasi dari kelas X dan kelas XI. Karena setelah kami perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, populasi tersebut lebih banyak menggunakan sepatu bebas aturan.
Sampel yang akan kami gunakan dalam penelitian kali ini adalah beberapa siswa dari populasi yang telah kami pilih. Kami akan mengambil 9 siswa.


E.   Instrumen
Instrumen yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah angket. Pemilihan instrumen ini dikarenakan untuk mencatat hasil-hasil pengambilai data akan lebih mudah dan tidak meluangkan waktu banyak. Dengan digunakannya instrumen ini, pengambilan data pada penelitian kami berlangsung sangat efektif. Pengambilan datanya terkesan mudah, sederhana, dan cepat, apalagi dengan sampel yang tidak terlalu banyak.






ANGKET FAKTOR PENGGUNAAN SEPATU BEBAS ATURAN
MATEMATIKA PEMINATAN XI MIPA 1

Nama :
            Berilah tanda ‘√’ pada kolom jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ sesuai dengan pernyataan.  

No
Pernyataan
Jawaban
Nilai
Ya
Tidak
1.
Saya menggunakan sepatu bebas aturan karena untuk menunjang penampilan agar terlihat lebih keren.



2.
Saya menggunakan sepatu bebas aturan karena tidak suka memakai sepatu sekolah hitam polos.



3.
Saya menggunakan sepatu bebas aturan karena hanya memiliki satu sepatu sekolah, yaitu sepatu berwarna.



4.
Saya menggunakan sepatu bebas aturan karena tidak sengaja dibelikan oleh orangtua.



5.
Saya menggunakan sepatu bebas aturan karena saya pikir bahwa sepatu berwarna tidak mengganggu proses pembelajaran.



Jumlah


Dari beberapa pernyataan tersebut, apakah ada faktor lain yang membuat Anda menggunakan sepatu bebas aturan?
Ø   



BAB II
A.   Uraian Hasil Kegiatan Pengambilan Data
1.      Kegiatan Pengambilan Data
Berhubung kegiatan pengambilan data ini kami lakukan dengan instrumen angket, jadi kegiatan tersebut sangatlah simpel dan tidak membuang waktu yang lama. Kegiatan ini kami lakukan pada hari Senin, 2 Maret 2015 di kawasan sekolah. Tepatnya pada jam istirahat kedua sekitar pukul 11.45 – 12.00 am.
Angket kami sebarkan ke kelas XI MIPA, XI IIS, dan X MIPA. Penyebaran ini kami lakukan secara berpencar, peneliti 1 dan 4, yaitu Andriansyah bersama Varian menyebarkan angket berdua, begitu pula dengan peneliti 2 dan 3, yaitu Febby dan Krisna. Peneliti 1 dan 4 menyebarkan 4 angket, sedangkan peneliti 2 dan 3 menyebarkan 5 angket. Peneliti 1 dan 4 memberikan satu angket kepada siswa kelas XI MIPA dan tiga angket kepada siswa kelas XI IIS. Peneliti 2 dan 3 memberikan tiga angket kepada siswi kelas XI IIS dan dua angket kepada siswa dan siswi kelas X MIPA. Penyebaran angket yang dilakukan oleh peneliti 1 dan 4 dilakukan dengan memberikan angket tersebut secara langsung oleh para siswa yang dipilih menjadi sampel penelitian, lalu angket tersebut mereka titipkan sementara untuk diisi oleh para sampel tanpa langsung diambil (dikembalikan) angketnya. Sementara penyebaran angket yang dilakukan oleh peneliti 2 dan 3 dilakukan dengan memberikan angket tersebut secara langsung oleh para siswa yang dipilih menjadi sampel penelitian seperti halnya yang dilakukan oleh peneliti 1 dan 4, namun perbedaannya, peneliti 2 dan 3 tidak menitipkan angket tersebut, melainkan langsung meminta para sampel untuk mengisi angket tersebut dengan alat tulis yang sebelumnya sudah dipersiapkan, sehingga butuh waktu yang sedikit lebih lama dari pada penyebaran angket peneliti 1 dan 4 karena harus memberikan waktu luang untuk pengisian angket kepada para sampel.
Setelah seluruh angket telah kembali, kami menghitung nilai hasil pemilihan kolom jawaban ‘Ya’ dari pengambilan data pada setiap sampel yang ada. Setelah dilakukan penghitungan, berikut adalah nilai hasil pengambilan data tersebut :  
No
Nama
Nilai
1.
Muhammad Dafi Alfarizy                   (XI MIPA)
2
2.
Claudiana F Clara                                     (XI IIS)
4
3.
Syawalia P D                                            (XI IIS)
4
4.
Muhammad Rizky                               ( X MIPA)
3
5.
Yashika A N                                         (X MIPA)
4
6.
Michael John Masdhur                             (XI IIS)
3
7.
Muhammad Anhar                                    (XI IIS)
4
8.
Malvin Junio                                             (XI IIS)
4
9.
Miranita                                                    (XI IIS)
2

2.      Uji Hipotesis Menggunakan Distribusi t
Uji hipotesis ini kami lakukan dengan distribusi t dengan terlebih dahulu menentukan μ0 (standarisasi uji penelitian) ; DK ; α (taraf kesalahan dalam penelitian) dan ½ α ; ttabel ;  (rata-rata nilai Xi) ; dan S (simpangan baku sampel). Uji tersebut dibutuhkan untuk menentukan diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis pada penelitian.  
a)      μ0 (standarisasi uji penelitian)
μ0 yang kami tentukan dalam uji distribusi t ini adalah 5. Pada angket yang telah kami buat, kelima faktor masuk ke dalam μ0. Karena menurut kami, faktor-faktor tersebut adalah beberapa faktor yang mendasari mengapa seorang siswa SMA menggunakan sepatu bebas aturan.
b)     DK
DK pada penelitian adalah (n-1), yaitu jumlah sampel yang dikurangi 1. Pada penalitian ini, DK = 9-1. DK = 8. DK pada penelitian merupakan salah satu syarat untuk menentukan ttabel.
c)      α (taraf kesalahan dalam penelitian) dan ½ α
taraf kesalahan yang kami pilih dalam penelitian ini adalah 10%, hal tersebut kami pilih karena kami sendiri pun sebagai peneliti masih menganggap bahwa penelitian kami belum 100% benar. Maka dari itu, ½ α adalah 0,05.
d)     ttabel
ttabel sangatlah penting untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. Dengan ttabel kita dapat mengetahui batas-batas untuk uji hipotesis. ttabel dipengaruhi oleh DK serta α (taraf kesalahan dalam penelitian) dan ½ α. ttabel ini dapat dilihat pada tabel yang sudah ada di dalam buku cetak matematika peminatan. Karena DK = 8 dan ½ α adalah 0,05, maka ttabel adalah 1,859.
e)       (rata-rata nilai Xi)
Untuk mengetahui  pada penelitian, sebelumnya kita harus mencari Xi. Xi adalah nilai untuk para sampel yang memilih jawaban “Ya”. Sedangkan  adalah nilai rata-rata dari penjumlahan Xi.  Berikut adalah data Xi.  
No
Nama
Xi
1.
Muhammad Dafi Alfarizy                                               (XI MIPA)
X1 = 2
2.
Claudiana F Clara                                                                 (XI IIS)
X2 = 4
3.
Syawalia P D                                                                        (XI IIS)
X3 = 4
4.
Muhammad Rizky                                                           ( X MIPA)
X4 = 3
5.
Yashika A N                                                                     (X MIPA)
X5 = 4
6.
Michael John Masdhur                                                         (XI IIS)
X6 = 3
7.
Muhammad Anhar                                                                (XI IIS)
X7 = 4
8.
Malvin Junio                                                                         (XI IIS)
X8 = 4
9.
Miranita                                                                                (XI IIS)
X9 = 2
Σ Xi
30

Dari penghitungan Xi tersebut, barulah akan dicari  nya.  adalah Σ Xi dibagi dengan jumlah sampel. Jadi  = 30/9.  =10/3, atau sama dengan 3,33.  
f)       S (simpangan baku sampel)
Simpangan baku sampel akan didapatkan dari perhitungan                  S =




Jadi, simpangan baku sampel adalah

  






Karena sudah menentukan μ0 (standarisasi uji penelitian) ; DK ; α (taraf kesalahan dalam penelitian) dan ½ α ; ttabel ;  (rata-rata nilai Xi) ; dan S (simpangan baku sampel). Maka uji t sudah dapat dilakukan.
 

t yang dicari adalah thitung. thitung ini digunakan untuk mengetahui letak hipotesis yang telah ditetapkan. thitung inilah yang akan mempengaruhi diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.




Setelah mengetahui semua hal yang digunakan dalam uji t, maka selanjutnya akan membuat grafik.
 
            Karena thitung berada di daerah yang Ho nya ditolak, maka Hipotesis pada penelitian ditolak.



 BAB III
A.   Pembahasan
Setelah merencanakan penelitian, menentukan segala hal untuk penelitian, mencari hasil penelitian, dan mendapatkan hasil penelitian, ternyata hipotesis yang kami berikan masih ditolak. Dalam hal ini, sangat banyak kemungkinan yang menyebabkan ditolaknya hipotesis. Misalnya jumlah sampel dan banyaknya faktor penyebab penggunaan sepatu bebas aturan.
Jumlah sampel mungkin sangat berpengaruh bagi penelitian ini, kemungkinan ditolaknya hipotesis kami karena kurang banyaknya jumlah sampel yang kami ambil. Seharusnya kami mengambil lebih banyak sampel, tapi kurangnya pengetahuan dan waktu kerja yang terbatas membuat kami terpaksa hanya mengambil sembilan sampel.
Banyaknya faktor penyebab penggunaan sepatu bebas aturan juga sangatlah berpengaruh dengan ditolaknya hipotesis kami. Kamungkinan masih sangat banyak faktor-faktor lain di luar faktor-faktor yang kami sediakan pada pernyataan. Seperti beberapa alasan yang kami temui saat melakukan proses penyebaran angket, yaitu :
1.      Tidak ada ukuran sepatu hitam polos yang cukup di kaki, sehingga pelajar memilih untuk membeli sepatu bebas aturan karena sepatu tersebut mempunyai banyak variasi dan ukuran.
2.      Sepatu bebas warna sedang nge-trend di kalangan para siswa, sehingga pelajar mencoba untuk mengikuti trend yang ada.
3.      Sepatu hitam polos kebetulan sedang basah karena terkena hujan dan belum kering.
4.      Sepatu hitam polos sedang kotor yang belum sempat dibersihkan 

BAB IV
A.   Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami berikan dari penelitian kami ini adalah,
1.      Setiap sekolah pastilah memiliki aturan-aturan tersendiri yang harus ditaati oleh setiap warga sekolah yang bersangkutan. Entah itu aturan tertulis atau aturan tidak tertulis. Dengan adanya aturan-aturan sekolah, siswa menjadi lebih teratur dan seragam. Dengan adanya aturan itu pun sekolah menjadi dapat menilai karakteristik siswa-siswa yang masih saja melanggar aturan sekolah. Sekecil apapun aturan yang diberikan, seharusnya siswa dapat menaatinya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Dengan seperti itu, akan terciptalah suasana yang harmonis antarwarga sekolah.
2.      Setiap pelanggaran yang terjadi di sekolah  pastilah memiliki sebuah alasan yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang dapat membuat seorang siswa menggunakan sepatu bebas aturan, seperti untuk menunjang penampilan agar terlihat lebih keren, karena tidak suka menggunakan sepatu hitam polos, karena hanya memiliki satu sepatu saja, karena tidak sengaja dibelikan orangtua, dan karena menganggap bahwa sepatu berwarna tidak mengganggu proses pembelajaran. Namun selain faktor tersebut, masih banyak lagi faktor-faktor lain di balik faktor-faktor tersebut, seperti tidak adanya ukuran sepatu hitam polos yang cukup di kaki sehingga harus membeli sepatu bebas aturan, karena mengikuti trend untuk menggunakan sepatu bebas aturan, dan juga karena sepatu hitam polos basah dan kotor.
3.      Jumlah sampel dan banyaknya faktor penyebab yang diberikan sangatlah berpengaruh pada diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis.

B.   Saran
Dengan ditolaknya hipotesis yang kami miliki, kami jadi mengetahui apa sajakah kesalahan yang telah kami lakukan dalam penelitian ini. Jadi, bila teman-teman yang lain ingin melakukan penelitian seperti apa yang kami lakukan, kami sarankan untuk merencanakan lebih baik hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan penelitian, jumlah sampel dan pernyataan perlu lebih banyak agar dapat menjadi panutan bagi seluruh populasi sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.