Rabu, 23 Maret 2016

laporan praktikum kimia : Memperkirakan pH larutan dengan beberapa indikator

Memperkirakan pH larutan dengan beberapa indikator

download dalam bentuk docs



LAPORAN PRATIKUM KIMIA
HARI, TANGGAL PRATIKUM : Sabtu, 21 februari 2015
I.                    JUDUL PERCOBAAN : Memperkirakan pH larutan dengan beberapa indikator.
II.                 TUJUAN PERCOBAAN : untuk mengetahui perkiraan pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.
III.               DASAR TEORI :
      Asam dan basa adalah zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk membedakannya. Asam dan basa dapat dibedakan menggunakan zat tertentu yang disebut indikator atau dengan menggunakan alat khusus
      Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasil kan ion H+. Basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) akan menghasilkan ion OH- . Indikator asam basa adalah salah satu zat yang dapat membedakan warna pada larutan asam dan basa.
Asam memiliki pH < 7
Basa memiliki pH > 7
Netral memiliki pH = 7
      Melalui perbedaan warna inilah kita dapat memperkirankan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator.
      Untuk mengetahui  nilai pH suatu larutan dapat digunakan pH meter atau indikator. Indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Indikator asam basa selain kertas lakmus adalah bromtimol biru, metil jingga, metil merah dan fenolftalein.
Tabel jangkauan warna beberapa indikator
Indikator
Perubahan warna
Trayek pH
Metil jingga (MO)
Merah ke kuning
3,1 – 4,4
Metil merah (MM)
Merah ke kuning
4,4 – 6,2
Lakmus
Merah ke biru
4,5 – 8,3
Bromtimol biru (BTB)
Kuning ke biru
6,0 – 7,6
Fenolftalein (PP)
Tak berwarna ke merah ungu
8,3 – 10,0

IV.              ALAT DAN BAHAN :

Alat
Jumlah
Bahan
Pelat tetes
I buah
Kertas lakmus merah dan biru
Pipet tetes
1 buah
Larutan A, B, C, D


Air sungai


Air sumur


Metil jingga (MO)


Metik merah (MM)


Bromtinol biru (BTB)


Fenolftalein (PP)

V.                 CARA KERJA
1.    Ambillah sepotong kertas lakmus merah dan biru letakkan pada lekukan plat tetes. Kemudian tetesi dengan larutan A, B, C, D, air sungai dan air sumur ke dalam lekukan yang ada kertas lakmus.  Catat perubahan warna yang terjadi
2.    Cuci pelat tetes dan lap menggunakan tisu kemudian teteskan 4 tetes larutan larutan A, B, C, D, air sungai dan air sumur. Kemudian tambahkan 2 atau 3 tetes larutan indikator
-        Lekukan pertama dengan metil jingga (MO)
-        Lekukan kedua dengan metil merah (MM)
-        Lekukan ketiga dengan bromtinol biru (BTB)
-        Lekukan keempat dengan fenolftalein (PP)
3.    Catat perubahan warna yang terjadi kedalam tabel pengamatan
VI.              HASIL PENGAMATAN :
No
Larutan
Lakmus merah
Lakmus biru
Perkiraan pH
1.
A
Merah
Merah
4,5
2.
B
Merah
Merah
4,5
3.
C
Biru
Biru
8,3
4.
D
Biru
Biru
8,3
5.
Air sungai
Merah
Biru
7
6.
Air sumur
Merah
Biru
7

No
Larutan
Metil jingga
Metil merah
BTP
PP
Perkiraan pH
1
A
Warna indikator
merah
merah
kuning
Tidak terlihat


≤ 3,1
Nilai pH
3,1
4,4
6,0
8,3
2
B
Warna indikator
merah
Merah
kuning
Tak terlihat


≤ 3,1
Nilai pH
3,1
4,4
6,0
8,3
3
C
Warna indikator
kuning
kuning
Biru
Tak terlihat


7,6 – 8,3
Nilai pH
4,4
6,2
7,6
8,3
4
D
Warna indikator
kuning
kuning
biru
Ungu


≥10
Nilai pH
4,4
6,2
7,6
10
5
Air sungai
Warna indikator
kuning
kuning
kuning
Tak terlihat

6,2 ≤pH≤8,3
Nilai pH
4,4
6,2
6,0
8,3
6
Air sumur
Warna indikator
Kuning
kuning
kuning
Tak terlihat

6,2 ≤pH≤8,3
Nilai pH
4,4
6,2
6,0
8,3

VII.            ANALISIS DATA :
      Dari percobaan 1 yang telah saya lakukan bersama kelompok yang menguji larutan A, B, C, D, air sungai, dan air sumur dengan kertas lakmus sebagai indikator. Didapatkan hasil sebagai berikut:
      Larutan A dan B bersifat asam karena lakmus merah berubah menjadi merah dan lakmus biru menjadi merah larutran A dan B memiliki pH 4,5. Sedangkan larutan air sungai air dan air sumur merupakan larutan yang bersifat netral karena kertas lakmus merah dan biru tidak mengalami perubahan warna. Air sungai, dan air sumur memiliki pH=7. Kemudian larutan C dan D bersifat basa karena lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru menjadi biru. Larutan C dan D memiliki pH  8,5.

      Dari percobaan 2 yang saya lakukan dengan menggunakan beberapa indikator seperti bromtinol biru, metil jingga, metil merah dan fenolftalein didapatkan hasil sebagai berikut :
      Larutan A ketika ditetesi metil jingga berwarna merah, ditetesi metil merah berwarna merah, ditetesi bromtimol biru berwarna kuning dan ditetesi fenolftalein tidak berwarna. Larutan A memiliki perkiraan pH ≤ 3,1
      Larutan B ketika ditetesi metil jingga berwarna merah, ditetesi metil merah berwarna merah, ditetesi bromtimol biru berwarna kuning dan ditetesi fenolftalein tidak berwarna. Larutan B memiliki perkiraan pH ≤ 3,1
      Larutan C ketika ditetesi metil jingga berwarna kuning, ditetesi metil merah berwarna kuning, ditetesi bromtimol biru berwarna biru dan ditetesi fenolftalein tidak berwarna. Larutan C memiliki perkiraan pH 7,6 – 8,3
      Larutan D ketika ditetesi metil jingga berwarna kuning, ditetesi metil merah berwarna kuning, ditetesi bromtimol biru berwarna biru dan ditetesi fenolftalein berwarna ungu . larutan D memiliki perkiraan pH ≥ 10
      Air sungai ketika ditetesi metil jingga berwarna kuning, ditetesi metil merah berwarna kuning, ditetesi bromtimol biru berwarna kuning dan ditetesi fenolftalein tidak berwarna. Air sungai memilki perkiraan pH 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
      Air sumur ketika ditetesi metil jingga berwarna kuning, ditetesi metil merah berwarna kuning, ditetesi bromtimol biru berwarna kuning dan ditetesi fenolftalein tidak berwarna. Air sumur memiliki perkiraan pH 6,2 ≤ pH ≤ 8,3

VIII.         Pertanyaan :
1.      Berapa perkiraan nilai pH larutan A, B, C, D, Air sungai dan Air sumur yang anda periksa.
jawab:
-        Larutan A = ≤ 3,1
-        Larutan B = ≤ 3,1
-        Larutan C = 7,6 – 8,3
-        Larutan D = ≥ 10
-        Air sungai  = 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
-        Air sumur = 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
2.      Berdasarkan hasil pengamatan dengan kertas lakmus, manakah indikator yang sebenarnya tidak perlu anda gunakan lebih lanjut untuk memeriksa larutan A, B, C, D, air sumur dan air sungai? Jelaskan.
 Jawab : Menurut saya yang tidak seharusnya menjadi indikator lebih lanjut dalam praktikum ini adalah MO, MM, BTB dan PP. Karena setelah kita menggunakan kertas lakmus, kita telah mengetahui sifat larutan tersebut tanpa harus menggunakan indikator lain
3.      Dapatkah percobaan ini digunakan untuk menentukan pH larutan secara pasti? Mengapa?
Jawab : menurut saya, tidak. Karena perkiraan nilai pH ini tidak pasti tepat, namun nilai ini merupakan nilai yang lebih telitidibandingkan jika hanya indikator tunggal. Akan tetapi, jika mengharapkan hasil yang nilai pH yang pasti dapat menggunakan indikator universal. Indikator universal merupan campuran beberapa indikator yang dapat berubah pada setiap satuan nilai pH.
IX.              Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dari pratikum ini sebagai berikut:
      Dari hasil pratikum diatas, kita bisa mengetahui bahwa untuk menentukan pH suatu larutan tidak bisa menggunakan satu indikator (indikator tunggal) karena indikator tunggal hanya akan menunjukkan hasil secara umum. Misalnya larutan D ditetesi PP berwarna ungu, berarti larutan D mempunyai pH ≥ 8,3 (pH = 10).
      Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dapat digunakan beberapa indikator terhadap satu larutan. Indikator yang harus digunakan minimal 2 indikator. Perkiraan nilai pH dari beberapa indikator ini tidak pasti tepat, namun nilainya yang lebih teliti dari indikator tunggal dan untuk mendapatkan perkiraan nilai pH secara pasti sebaiknya menggunakan indikator universal.
X.                 DAFTAR PUSTAKA.
      Sudarmo, unggul. 2013. Kimia untuk Kelas XI. Jakarta : Erlangga

                                                                                                        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar