Kamis, 05 Mei 2016

Benzena

Benzena
Benzena dan turunannya merupakan senyawa aromatik. Nama aromatik itu diberikan karena anggota-anggota yang pertama dikenal berbau sedap. Belakangan dikenal juga senyawa-senyawa sejenis yang tidak berbau, bahkan ada yang berbau tidak sedap. Kini, istilah aromatik itu dikaitkan dengan suatu golongan senyawa dengan struktur dan sifat-sifat khas tertentu. rumus molekul benzena adalah C6H6.
Rumus struktur sebagai berikut


Keisomeran Benzena
Benzena mempunyai tiga jenis keisomeran yang ditandai dengan awalan orto (o), meta (m), dan para (p). Awalan orto (o) menunjukkan bahwa kedua substituen itu 1,2 satu sama lain dalam suatu cincin benzena; meta (m) menandai hubungan 1,3; dan para (p) berarti hubungan 1,4.



Penggunaan orto, meta, dan para sebagai ganti nomor-nomor posisi hanya dipertahankan khusus benzena terdistribusi (sistem ini tidak digunakan untuk sikloheksana atau sistem cincin lain), dan juga digunakan untuk memberi nama senyawa-senyawa turunan benzena.

Tata Nama Senyawa Turunan Benzena
Tata nama senyawa turunan benzena demikian juga senyawa aromatik pada umumnya tidak begitu sistematis. Masing-masing senyawa lebih dikenal dengan nama lazim atau nama turunannya. Nama turunan diperoleh dengan menggabungkan nama substituen sebagai awalan yang diikuti dengan kata benzena. Beberapa nama yang lazim digunakan untuk senyawa turunan benzena dipaparkan sebagai berikut






Jika terdapat dua jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan awalan o–(orto), m–(meta), atau p–(para). Perhatikan beberapa contoh berikut!



Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada sebuah cincin benzena, sistem o–, m–, p– tidak dapat lagi diterapkan. Dalam hal ini harus digunakan angka. Seperti dalam penomoran senyawa apa saja, cincin benzena dinomori sedemikian sehingga nomor-nomor awalan itu serendah mungkin dan nomor 1 diberikan pada gugus yang berprioritas tata nama tertinggi. Urutan prioritas penomoran untuk berbagai substituen sebagai berikut.

Contoh



Sifat fisis benzena
1.      Berwujud cair
2.      Tidak berwarna
3.      Mudah menguap
4.      Tidak larut dalam air
5.      Larut dalam pelarut organik
6.      Bersifat nonpolar
7.      Titik leleh 6oC , titik didih 80 oC, dan kerapatan 0,88 g/cm3
Sifat kimia benzena
a. Halogenasi
Benzena dapat bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator FeCl3 atau FeBr3.

b. Alkilasi
Alkilasi benzena dengan alkil halida menggunakan katalisator aluminium klorida, AlCl3 membentuk alkil benzena sering disebut dengan alkilasi Friedel-Crafts (diambil dari nama ahli kimia Perancis, Charles Friedel dan ahli kimia Amerika, James Crafts, yang mengembangkan reaksi ini tahun 1877)

c. Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat menghasilkan nitro benzena.

d. Sulfonasi
Benzena yang dipanaskan dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat (H2SO4 + SO3) menghasilkan asam benzena

e. Asilasi
Asilasi benzena dengan senyawa halida asam yang mengandung gugus asil, R–CO– atau Ar–CO– disebut reaksi asilasi aromatik atau asilasi Friedel-Crafts.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar